Sabtu, 25 Maret 2017

SEJARAH SINGKAT BHINEKA TUNGGAL IKA DAN BHINEKA TUNGGAL IKA DALAM ISLAM



Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahiim,,



A.    Silsilah  Bhineka Tunggal  Ika

Bhineka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan bangsa Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa jawa kuno (sansakerta) dan sering di artikan “berbeda-beda tetapi tetap satu jua’.
Jika diartikan perkata, Bhineka berarti “Beranekaragam” atau “berbeda-beda”. Kata neka sendiri dalam sansakerta berarti “macam” atau kata lain dari “Aneka” dalam bahasa Indonesia. Kata Tunggal berarti “satu” dan kata Ika berarti “itu”. Secara harfiah Bhineka Tunggal Ika diterjemahkan “Beraneka Satu Itu” atau “beraneka tapi tetap satu” dalam bahasa yang mudah dipahami.
Kalimat/ kata ini merupakan kutipan dari sebuah Buku Jawa Kuno yaitu Kakawin Sutasoma karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar Abad ke-14. Kata Bhineka Tunggal Ika sesuai  Kakawin Sutasoma pertama digunakan untuk menggambarkan toleransi antara umat Hindi Siwa dengan umat Budha. Berikut kutipan Baitnya :

Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa,
Bhinnêki rakwa ring apan kena parwanosen,
Mangka ng Jinatwa kalawan Śiwatatwa tunggal,
Bhinnêka tunggal ika tan hana dharma mangrwa.
Terjemahan:
Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenali?
Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa adalah tunggal
Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam kebenaran. (terjemahan oleh Dr. Soewito Santoso).

Dalam Kakawin Sutasoma pengertian Bhineka Tunggal Ika lebih ditekankan pada perbedaan dalam hal kepercayaan juga keanekaragaman agama dikalangan masyarakat Majapahit. Semboyan ini telah mengakar kuat dalam jiwa masyarakat Indonesia, jauh sebelum Indonesia merdeka.



B.     Bhineka Tunggal  Ika Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Menjelang Indonesia merdeka, Bhineka Tunggal  Ika  yang selama ini sudah menjadi bagian hidup masyarakat Indonesia kemudian dimaknai lebih luas artiannya tidak hanya terkotak pada agama dan kepercayaan saja, melainkan bahwa meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia adalah satu kesatuan, karna semboyan ini menggambarkan persatuan dan kesatuan Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang majemuk, yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan.
Moh. Yamin merupakan tokoh yang pertama kali mengusulkan agar semboyan Bhinneka Tunggal  Ika tersebut diadopsi menjadi semboyan Negara, dan oleh Sultan Hamid II dari Pontianak kemudian dirancanglah lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda yang kepalanya menoleh ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), perisai berbentuk menyerupai jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu” ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda.
Usul ini diterima oleh Soekarno dan ikut menjadi pembahasan dalam rapat BPUPKI. Akhirnya, semuanya sepakat untuk menjadikan kalimat ini sebagai semboyan bangsa Indonesia bersama-sama dengan burung Garuda yang ditetapkan sebagai lambang negara Indonesia mewakili kemajemukan masyarakat Indonesia.


C.    Bhineka Tunggal Ika Dalam Islam

Islam adalah salah satu dari enam agama yang diakui di Indonesia, dan katanya islam adalah agama mayoritas di Indonesia. Tentunya kalau kita mencari kata Bhineka Tunggal Ika didalam Kitab Suci umat Islam (Al-Quran) pastilah tidak ada karena Al-Quran berbahasa Arab dan kata Bhineka Tunggal Ika sendiri berasal dari bahasa jawa kuno. Akan tetapi banyak sekali ayat yang konteksnya menggambarkan Bhineka Tunggal Ika.

“Orang-orang mu’min itu sesungguhnya bersaudara karena itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu dan takutlah kepada Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Qs. 49:10)
Dalam ayat ini Allah SWT mengisyaratkan orang-orang mu’min saudara seperti saudara seketurunan, dan kita berkewajiban menengahi bahkan mendamaikan apabila diantara saudara kita ada yang berselisih.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok suatu kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olokkan) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olokkan) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman, dan barang siapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim." (Qs. 49:11)
"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang." (Qs. 49:12)
Dalam 2 ayat diatas bagaimana Allah SWT menjelaskan kepada kita bagaimana sebaiknya pergaulan diantara orang-orang beriman, didalamnya Allah SWT memperingatkan hal-hal yang dapat merusak persaudaraan dan tatanan keBhinekaan.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu ialah orang yang paling bertaqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.". (QS.49:13)
Pada ayat diatas Allah SWT menjelaskan bahwa manusia diciptakan-Nya bermacam-macam bangsa, ras dan suku supaya kita saling mengenal dan saling tolong-menolong dalam kehidupan bermasyarakat. Dan tidak ada kemuliaan seseorang di sisi Allah kecuali hanya ketakwaannya.


Islam sangat menghargai perbedaan, dengan isi Pancasila pun Islam selaras dan tidak bertolak-belakang.


Pancasila
1.      Ketuhanan Yang maha Esa
“katakanlah : Dialah Allah, Tuhan yang maha esa” (Qs.112.1)

2.      Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
“sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku Adil dan berbuat kebajikan” (Qs. 16:90)

3.      Persatuan Indonesia
“dan Kami menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling mengenal” (Qs 49:13)

4.      Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmah Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan
“sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka” (Qs 42:38)

5.      Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia
“wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan menjadi saksi karena Allah” (Qs.4:135)


D.   Bhineka Tunggal Ika Menurut Pendapat Pribadi

Saya lebih setuju jika Bhineka Tunggal Ika di analogikan sebagai sebuah tubuh, seluruh anggota tubuh menjadi satu kesatuan dengan fungsi yang berbeda-beda namun memiliki visi dan misi yang sama.
Bagian atas tubuh ada sepasang mata, sepasang telinga, hidung, mulut dan lidah. Lalu dibagian tengah dan bawah terdapat sepasang tangan dan sepasang kaki,.
Tangan terdiri dari tangan kanan dan kiri, fungsinya sama namun beda dalam peruntukan. Misal tangan kanan untuk makan dan tangan kiri untuk membersihkan kotoran, meskipun memiliki fungsi yang sama namun keduanya tidak boleh dicampuradukan dalam peruntukannya. Kaki kiri dan kaki kanan pun sama satu fungsi untuk melangkah namun berbeda dalam pergerakannya, tapi hanya punya satu tujuan yaitu maju ata mundur.
Misalkan dalam mencapai satu tujuan ingin pintar, anggota tubuh kompak menjalankan fungsinya masing-masing. Mata harus rela berkorban bangun pagi-pagi melihat buku disaat mata yang lain sedang nyenyak tertidur, mulut membaca, dan otak mengulang dan mencerna apa yang dilihat dan dibaca. Kaki melangkah ke sekolah, tangan membawa perlengkapan belajar, telinga mendengarkan sang guru memberikan ilmu, mata melihat apa yang guru contohkan dan ajarkan. Demi tercapai satu tujuan kepintaran, semua berkerja beriringan dengan masing-masing fungsi yang dimilikinya dan tidak memaksakan fungsi anggota tubuh yang satu kepada anggota tubuh yang lain.
Berbeda-beda tetapi satu jua.







Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:
Free Blog Templates